Selamat datang di Blog Siti Sundari
Selamat datang di Blog Siti Sundari
Assalamu'alaikum Wr.Wb.....
Selamat datang di Blog Siti Sundari
Selamat datang di Blog Siti Sundari
Selamat datang di Blog Siti Sundari

Senin, 24 Maret 2014

Mudhaf wa Mudhaf Ilaih


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Dalam makalah ini akan membahas tentang Mudhaf Wa Mudhaf Ilaih dan Idhofah.Idhofah merupakan penyandaran suatu isim kepada isim lain sehingga menimbulkan makna yang spesifik. Idhofah terdiri dari mudhof wa mudhof ilaih. Banyak juga yang kurang memahami dan membedakan mudhof dan mudhof ilaih. Dengan membahas idhofah otomatis juga akan membahas mudhof dan mudhof ilaih dan ciri-cirinya. Dan juga dapat membuat kalimat-kalimat dalam bahasa arab dengan baik dan benar, bisa memposisikan idhofah dalam suatu kalimat karena sudah mengetahui mudhof dan mudhof ilaihnya.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Mudhaf wa Mudhaf Ialih?
2.    Apa saja Mudhaf yang di Idhofahkan?
3.    Apa saja Macam – Macam dan Bentuk Mudhaf Ilaih?

       C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dalam rangka merefleksi kembali Mudhaf Mudhaf Ilaih , sebagai cermin pertimbangan untuk masa mendatang. Sekaligus juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Qiro’atul Qutub II, Keterbatasan pemakalah tentunya, membuat pemaparan ini, menjadi kurang sempurna dalam pembahasannya, sehingga harapan pemakalah, sumbangan masukan dan saran demi kesempurnaan makalah ini.







BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Mudhaf wa Mudhaf Ilaih
Rangkaian dua  Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakriah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma’rifah dinamakan Mudhaf Ilaih.
Mudhof artinya yang disandarkan/digabungkan, sedangkan mudhof ilaih artinya yang terkena sandaran/tempat sandaran.
Contoh:
بَيْتُ زَيْدٍ
(=rumah Zaid) –> Zaid = Isim ‘Alam (Ma’rifah)
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْمُدَرِّسِ
(=kunci rumah guru)
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
مُسْلِمَا الْجَاوِيِّ
(=dua muslim Jawa)
مُسْلِمُو الْجَاوِيِّ
(=muslimin Jawa)
مُسْلِمَا dari kata مُسْلِمَانِ (=dua orang muslim) –> Mutsanna
مُسْلِمُو dari kata مُسْلِمُوْنَ (=orang-orang muslim) –> Jamak Salim
Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna.



B.     Macam-Macam Bentuk Mudhof Ilaihi
Macam-Macam Mudhof Ilaihi
Macam-Macam Mudhof Ilaihi



1. Mu’rob
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu’rab harus selalu majrur. Contoh:
2. Mabni
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai bentuk aslinya).
Contoh:
كِتَابُكَ (Kitabmu – laki-laki)
كِتَابُكِ (Kitabmu – wanita)






C.    Mudhof  yang di Idhofahkan
            1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:
a. Bermakna مِنْ (dari)
Contoh:
Maknanya adalah,
b. Bermakna لِ (milik)
Contoh:
Maknanya adalah,
c. Bermakna فِي (di dalam)
Contoh:
Maknanya adalah,

2.      Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah.
Contoh:
يَدَايَ (Kedua tanganku)
Asalnya adalah يَدَانِ sebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya menjadiيَدَا .
Mengingat يَدَا berakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya’ mutakallim menjadi يَدَايَ .
هُدَايَ (Petunjukku)
Asalnya adalah,
اَلْهُدَى dan ya’ mutakallim (ي)
سِوَايَ (Selainku)
Asalnya adalah,
سِوَى dan ya’ mutakallim (ي)
3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.
Contoh:
مُدَرِّسِيَّ (Para pengajarku)
Asalnya adalah:
مُدَرِّسِيْنَ dan ya’ mutakallim (ي)
مُحَامِيَّ (Pengacaraku)
Asalnya adalah:
اَلْمُحَامِي dan ya’mutakallim (ي)
مُفْتِيَّ (Muftiku)
Asalnya adalah:
مُفْتِي dan ya’ mutakallim (ي)

       D. Hukum Idhofah
a.         Dalam susunan idhofah, mudhof tidak didahului alif lam (ال).
Contoh:
Mudhof= الرَّسُوْلُ
Mudhof ilaih= اللهُ
Susunan idhofahnya adalah,
 رَسُوْلُ اللهِ  (Rasulullah)
Mudhof=البَابُ
Mudhof ilahi= الْمَسْجِدُ
Susunan idhofahnya adalah,
بَابُ الْمَسْجِدِ  (Pintu Masjid)





b.         Akhiran pada mudhof dalam idhofah tidak boleh tanwin.
Contoh:
Mudhof=  حَقِيْبِةٌ
 Mudhof ilaihi=  مُحَمَّدٌ
Susunan idhofahnya adalah,
حَقِيْبَةُ مُحَمَّدٍ  (Tas Muhammad)
Mudhof=  جَوَّالٌ
Mudhof ilaihi= مُحَمَّدٌ  
Susunan idhofahnya adalah:
جَوَّالُ مُحَمَّدٍ  (Handphone Muhammad)


c. Membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof dalam idhofah.
Contoh:
 Mudhof= كِتَابَانِ
Mudhof ilaihi= مُحَمَّدٌ  
Susunan idhofahnya adalah,
كِتَابَا مُحَمَّدٍ  (Kitab Muhammad)
Mudhof= مُدَرِّسُوْنَ  
Mudhof ilaihi= مَعْهَدٌ  
Susunan idhofahnya adalah,
مُدَرِّسُوْ مَعْهَدٍ  (Para pengajar ma’had)


Sedangkan aturan mudhof ilaih yaitu:
a.Diawali dengan alif lam (ال). Selalu menempati status majrur (yaitu menggunakan tanda kasrah)
Contoh: الجَامِعَةِ, (kampus) ,المَكْتَبِ (kantor)  diawali dengan alif lam dan berharokat kasroh.
b.Tidak diawali alif lam (ال) tetapi harokat kasroh tanwin.
مُحَمَّدٍ (Muhammad)
بَيْتٍ (rumah) tidak boleh menggunakan alif lam.
c. Tidak berupa kata sifat, sebab apabila berupa kata sifat, susunannya berupa menjadi bukan lagi idhofah.[1]
Contoh idhofah yang lain:
مَسْجِدُ الجاَمِعَةِ
Masjid kampus
سُورَةُ الفَاتِحَهِ
Surat Al-Fatihah
بَيْتُ الأُسْتاَذِ
Rumah ustadz
باَبُ الفَصْلِ
Pintu kelas
Kataمَسْجِدُ   رَسُوْلُ, سُورَةُ, , بَيْتُ , باَبُ merupakan mudhof. Sedangkan kata الجاَمِعَةِ , الفَاتِحَهِ , اللّةِ , الأُسْتاَذِ , الفَصْلِ merupakan mudhof ilaih.
Penisbatan atau penyandaran idhofah juga menyimpan arti مِنْ (dari), فِيْ (di dalam),لِ (untuk/milik).[2]
Contoh:
مَكاَنُ الْوُضُوْءِ
Tempat (untuk) wudhu
مُوَظَّفُ الْمَكْتَبِ
Pegawai(nya) kantor
تِلْمِيْذُ مَدْرَسَةٍ
Siswa (di) sekolah
خاَتَمُ ذَهَبٍ
Cincin (dari) emas
سَيَّارَةُ فَاطِمَةِ
Mobil (milik) Fatimah
      


      
       E.  Macam-macam idhofah
Idhofah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Idhofah maknawiyyah yaitu idhofah yang memberikan faedah mema’rifatkan (sehingga dapat menimbulkan perubahan dari nakriah menjadi ma’rifat atau sekurang-kurangnya taksis/tidak berarti umum betul).[3] Definisinya adalah keadaan mudhof bukan merupakan isim sifat yang dimudhofkan. Artinya tidak merupakan isim sifat sama sekali.
Contoh:
البَيْتِ مِفْتاَحُ
kunci rumah
التِلْمِيْذِ كِتاَبُ
Buku murid
مَكْتَبُ بَرِيْدٍ
Kantor pos
2. Idhofah lafaziyyah yaitu idhofah yang tidak memberikan faedah mema’rifatkan mudhof (yaitu sekedar untuk meringankan bacaannya saja). Definisinya adalah keadaan mudhof merupakan isim sifat yang di mudhofkan.
Contoh:
عَظِيْمُ الْاَمَلِ
Yang besar cita-citanya
مُرَوَّعُ الْقَلْبِ
Yang di pelihara hatinya
قَلِيْلُ الْحِيَلِ
Sedikit tipu muslihatnya

Dalam idhofah lafazziyah, penambahan alif lam pada mudhof dibolehkan, karena sesungguhnya dari sisi makna bukanlah mudhof.
      

Contoh:
 الْجَعْدُ الشَّعْرِ
Rambut yang bergumpal (alif lam berada pada lafaz yang di idhofati oleh mudhof ilaih itu).
Adapun adanya alif lam itu pada isim sifat, bisa dianggap cukup (alif lam pada mudhofnya saja, tidak ada pada mudhof ilaihnya), yaitu kalau isim sifat itu tasniyah atau jamak mudzakar salim.[4]
       Contoh:
الْمُعَلِّمُوْ زَيْدٍ
Orang-orang (banyak) yang mengajari zaid
الْمُعَلِّماَ زَيْدٍ
Dua orang yang mengajari zaid.



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Rangkaian dua Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakriah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma’rifah dinamakan Mudhaf Ilaih.
       Mudhof artinya yang disandarkan/digabungkan, sedangkan mudhof ilaih artinya yang terkena sandaran/tempat sandaran.Idhofah merupakan penyandaran isim kepada isim lainnya yang terdiri dari mudhof wa mudhof ilaih. Isim pertama disebut mudhof, sedangkan isim kedua disebut mudhof ilaih. Mudhof tidak berawal dengan alif lam, sedangkan mudhof ilaih berawalan alif lam dan selalu di jarkan atau tidak berawalan alif lam tetapi berharokat tanwin.
Mudhof dibagi menjadi dua, yaitu mudhof ma’nawiyah dan mudhof lafazziyah. Mudhof ma’nawiyah merupakan idhofah yang memberikan faedah mema’rifatkan mudhof wa mudhof bukan merupakan isim sifat. Sedangkan idhofah lafazziyah yaitu idhofah yang mudhofnya berupa isim sifat, dan tidak ada perubahan makna/tidak mema’rifatkan mudhof, hanya lafaznya saja yang di idhofkan agar memudahkan bacanya.

B.     Kritik dan Saran
Jelas dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dari itu kami minta ma`af. Agar sempurnanya makalah ini, maka kami pemakalah meminta kritik dan saran dari mahasiswa semua. Agar kedepan kami bisa memperbaikinya.








DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basyir, BA.  Drs. Aris Madani, Drs. Mochlasin Sofyan, M.Ag.  Pendidikan      Bahasa Arab. 2003. Hlm. 78
Akhmad Munawari. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab. Hlm. 44
Al Ghulayani, Syaih Musthofa. 1992. الجمعد دروسل الرّبيّة. As-Shifa: Semarang
Basyir, Abdul, BA. 2003. Pendidikan Bahasa Arab. Nuansa Aksara Grafika: Yogyakarta
      Pasmin, Drs, Dkk.2007. Bahasa Arab untuk Madrasah Tsanawiyah. Alfadinar: Surakarta
Muhammad. 1996. Matan Alfiyah. Al-Ma’arif: Bandung
Sukamto, Drs, M.A. Dkk.2005.Bahasa Arab. Pokja Akademik: Yogyakarta
Syekh Muhammad Bin A. Malik Al-Andalusy. Matan Alfiyah. 1996. Hlm. 211






[1] Abdul Basyir, BA., Drs. Aris Madani, Drs. Mochlasin Sofyan, M.Ag., Pendidikan Bahasa Arab. 2003. Hlm.78
[2] Drs. Pasmin. Bahasa Arab untuk Madrasah Tsanawiyah. 2007. Hlm. 50
[3]Syekh Muhammad Bin A. Malik Al-Andalusy. Matan Alfiyah. 1996. Hlm. 211

[4] Ibid. Hlm. 212

18 komentar:

  1. cerdas... mudah di famahi.... syukron

    BalasHapus
  2. Penulisannya mudah difahami. Syukran.

    BalasHapus
  3. Penulisannya mudah difahami. Syukran.

    BalasHapus
  4. Penulisannya mudah difahami. Syukran.

    BalasHapus
  5. terima kasih semoga jd amal jariyah

    BalasHapus
  6. Terimakasih. Tulisannya sangat membantu saya dalam mempelajari bahasa arab khususnya ttg mudhof dan mudhof ilaihi dan mudah dimengerti

    BalasHapus
  7. Terimakasih,tulisannya mudah dinmengerti dan mudah dihafal

    BalasHapus